HERALD.ID, WASHINGTON–Presiden AS, Donald Trump mengklaim bahwa kokain yang ditemukan di loker dekat Ruang Oval pada Juli 2023 kemungkinan besar milik Joe atau Hunter Biden.

Obat tersebut ditemukan saat keluarga Biden menghabiskan akhir pekan di Camp David pada tahun 2023. Setelah itu, penyelidikan selama 11 hari diluncurkan setelah ditetapkan sebagai zat ilegal.

Menurut Trump, sidik jari seharusnya ditemukan melalui pemeriksaan forensik, tetapi bukti tersebut tampaknya sengaja dihapus.

Presiden AS menyebut penemuan kokain sebagai “hal yang mengerikan” dalam wawancara pertamanya sejak mengambil alih Gedung Putih.

“Itu adalah hal yang sangat buruk karena, Anda tahu, tempat sampah itu penuh dengan… dan tidak bersih serta terdapat ratusan bahkan ribuan sidik jari,” kata Trump kepada Ben Domenech dari The Spectator World dikutip dari The Hindustan Times.

Ia lebih lanjut menyatakan bahwa spesialis forensik telah menemukan paket tersebut, yang “sudah kering” dan “sangat dingin,” yang menyiratkan adanya upaya menutup-nutupi.

Trump telah berjanji untuk memulai penyelidikan intensif. Ia mengatakan bahwa telah terjadi “hal-hal buruk” di Gedung Putih dan mengisyaratkan bahwa kontroversi tersebut sengaja dirahasiakan.

“Ngomong-ngomong, dan harus saya katakan, saya rasa saya akan menyelidikinya karena… hal-hal buruk terjadi di sana,” ujarnya.

Menurut sumber media, komentar Trump telah memicu kembali kecurigaan tentang kontroversi tersebut, yang sebelumnya diremehkan oleh Gedung Putih karena bukti yang tidak jelas.

“Tanpa bukti fisik, penyelidikan tidak akan dapat menemukan satu orang yang dicurigai dari ratusan orang yang melewati ruang depan tempat kokain ditemukan,” kata Secret Service dalam sebuah pernyataan.

Saat wawancara berlanjut, Trump menyerang media, dengan mengatakan bahwa CNN dan CBS melindungi Biden sambil mencoba mendiskreditkannya. Ia secara khusus menyerang 60 Minutes dan Jake Tapper dari CNN karena tidak meminta pertanggungjawaban pemerintahan Biden. (ilo)