HERALD.ID, SURABAYA – Anggota Fraksi PKS DPRD Jawa Timur, Harisandi Savari meminta Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa tak menganak tirikan Pulau Madura dalam 100 hari kerja di program Quick Win.

Politisi asal Dapil Madura itu mengapresiasi visi Gubernur Khofifah soal pemerataan pembangunan di Jawa Timur. Hal ini menunjukkan komitmen
Khofifah untuk memajukan daerah-daerah yang tertinggal, termasuk Madura.

“Pertama saya mengapresiasi dinilai delapan visi yang disampaikan saat paripurna bersama DPRD Jawa Timur, terutama Bu Khofifah yang tetap mengutamakan bersama-sama mewujudkan kabupaten tertinggal di Jawa Timur,” kata Harisandi, Rabu 5 Maret 2025.

Harisandi mengaku permintaan agar Madura tidak dianak tirikan karena selama ini Pulau garam itu masih terlihat terpinggirkan. Jika dibandingkan dengan kabupaten lain yang lebih berkembang. Ia menyebut Madura perlu mendapatkan perhatian lebih sehingga memiliki akses yang setara dengan daerah lainnya.

“Madura seakan dianaktirikan dari kemarin. Harapannya kedepan Madura punya akses yang sama rata dan sama rasa. Sehingga bisa berkembang dengan kabupaten lain,” lanjutnya.

Selain pembangunan, Harisandi juga mengapresiasi langkah Gubernur Khofifah yang akan memberi kenyamanan fasilitas untuk masyarakat. Seperti halnya, program mudik gratis. Meski demikian, Anggota Komisi D DPRD Jatim itu meminta memprioritaskan perbaikan dan pemerataan fasilitas infrastruktur di Madura.

Sekadar diketahui, Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur per Maret 2024, menunjukan, persentase penduduk miskin empat kabupaten di Pulau Madura tergolong tinggi, yaitu Bangkalan sebesar 18,66%, Sampang (20,83%), Pamekasan (13,41%) dan Sumenep (17,78%).

“Madura harus menjadi tolak ukur agar tidak menjadi daerah yang tertinggal. Kami ingin dari Dapil Madura ada akses yang sama dengan kabupaten lain yang sudah maju. Ini PR besar bagi gubernur dan polanya kita pasrahkan pada Pemprov Jatim, dan kami akan mengawal,” pungkas Harisandi.

Harapan Fraksi PKS DPRD Jatim ini terus diperjuangkan kemajuan Madura dan memastikan bahwa pulau tersebut mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah provinsi demi mewujudkan pembangunan yang merata di seluruh Jawa Timur.

Seperti diketahui, dalam penyampaian visi misi dan program, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa juga mengungkapkan 9 program prioitas (Quickwin) yang dilaksanakan selama 100 hari atau 3 bulan ke depan guna mewujudkan cita cita Jawa Timur Gerbang Baru Nusantara yang akan dibreakdown dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Timur 2025-2030.

Dalam paparannya, Khofifah-Emil juga menyampaikan keberhasilannya dalam memimpin Jatim pad periode pertama.

Hal itu tampak dari keberhasilan Khofifah dalam membangkitkan ekonomi Jatim yang terpuruk pasca pandemic covid-19, menurunkan kemiskinan ekstrem di Jawa Timur yang mulanya berada diatas rata-rata kemiskinan ekstrem nasional dengan angka 4,4 persen di tahun 2020, kemudian menurun sangat signifikan menjadi 0,66 persen di awal tahun 2024.

Demikian pula dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Di tahun 2019 IPM Jawa Timur berada di angka 71,50 dan berada dibawah rata-rata nasional. Dan di tahun 2024, IPM Jawa Timur berada di angka 75,35 dan berada diatas rata- rata nasional. (as/ss)

Penulis: Adi Suprayitno