HERALD.ID – Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, mengungkapkan bahwa usulan mengenai kerja dari mana saja atau work from anywhere (WFA) untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) telah disetujui.
“Hari puncak arus mudik kemungkinan terjadi pada tanggal 28 Maret 2024, namun demikian karena telah disetujuinya pemberlakukan work from anywhere (WFA), maka kami juga mengantisipasi apabila terjadi kepadatan/kegiatan mudik yang mulai berlangsung pada Jumat, 21 Maret 2025,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa, 11 Maret.
Dudy menambahkan bahwa sejumlah titik penting yang perlu diperhatikan selama arus mudik adalah lokasi wisata di daerah tujuan mudik, pasar tumpah yang biasanya mulai ramai menjelang mudik dan arus balik, serta perlintasan sebidang perkeretaapian.
Selain itu, kata Dudy, perhatian juga diperlukan pada pelabuhan penyeberangan yang berpotensi mengalami penumpukan, seperti Pelabuhan Merak dan Bakauheni di Provinsi Banten, serta Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk di Jawa Timur.
“Untuk menyikapi hal itu, kami juga telah bekerja sama dengan beberapa Pemda, khususnya untuk mengantisipasi titik titik padat tersebut. Kami juga meminta adanya pengamanan dari pihak Kepolisian dan Pemda setempat,” ujar Dudy.
Lebih lanjut, Dudy mengungkapkan bahwa Kementerian Perhubungan telah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana transportasi untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran yang berlangsung dari 21 Maret hingga 11 April 2025.
“Kemenhub telah menyediakan sejumlah sarana dan prasarana transportasi untuk membantu kelancaran para pemudik menuju kampung halaman, baik itu transportasi darat, laut, udara, maupun perkeretaapian,” jelas Dudy.
Dudy menjelaskan, kesiapan sarana dan prasarana tersebut meliputi 30.451 unit bus di 115 terminal, 772 unit kapal laut di 264 pelabuhan, 404 unit pesawat di 60 bandar udara, 2.550 unit lokomotif dan kereta antarkota maupun regional, serta 187 unit kapal penyeberangan di 14 lintas pelabuhan penyeberangan.
Dari sisi keselamatan, sambung Dudy, Kemenhub juga terus menggencarkan uji kelaikan pada sarana transportasi tersebut.
Hingga 8 Maret lalu, telah selesai dilakukan rampcheck atau ujikelaikan terhadap 60,67 persen atau 18.746 unit bus.
“Terhadap 85,49 persen atau 660 unit kapal, 68,47 persen pesawat, 60,66 persen atau 1.547 unit lokomotif dan kereta, serta terhadap 43 persen atau 70 unit kapal penyeberangan,” jelasnya. (ika/voi)