HERALD.ID – Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Produksi Film Negara (PFN), sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perfilman.
Juru Bicara Kementerian BUMN, Putri Violla, membenarkan Ifan Seventeen diberikan kepercayaan Erick Thohir untuk menjadi pimpinan tertinggi PFN.
“Betul, Direktur Utama PFN betul. Ia mendapatkan kepercayaan. Jadi memang ada pengangkatan direksi,” kata Viola, Rabu 12 Maret 2025.
Putri Viola mengatakan pengangkatan Ifan sebagai Direktur Utama PFN untuk memberikan kesempatan bagi pemimpin dengan kreativitas, pengalaman dan latar belakang yang kuat untuk melakukan terobosan di perusahaan tersebut.
“Yang kita harapkan ini kan ada pemimpin muda, sosok muda, kita berikan kesempatan jadi Dirut. Jadi nanti minta tolong untuk semua ya kita lihat dari kreativitasnya, pengalamannya, backgroundnya dan apa gebrakan yang bisa di buat untuk PFN,” katanya.
Keputusan ini menuai sorotan publik mengingat Ifan lebih dikenal sebagai musisi. Namun, menurut Putri, penunjukan Ifan bukan tanpa alasan. Selain berkarier di industri musik, Ifan juga memiliki pengalaman sebagai produser film.
“Sebenarnya kalau kita lihat kiprahnya, Ifan bukan cuma di dunia musik saja. Ia sudah punya pengalaman jadi produser, sehingga kemudian bisa menjadi direksi,” jelas Putri.
Latar Belakang Pendidikan dan Politik Ifan Seventeen
Publik mempertanyakan rekam jejak Ifan dalam industri film, mengingat dirinya lebih dikenal sebagai musisi. Pria kelahiran Yogyakarta, 16 Maret 1983 ini mengawali karier sebagai vokalis band Seventeen, sebelum kemudian mencoba peruntungan sebagai solois lewat album Masih Harus Disini (2022) serta menjajal dunia akting lewat film Sukep: The Movie.
Selain perjalanan musiknya, latar belakang pendidikan Ifan pun ikut disorot. Ia diketahui merupakan lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (2001–2005), yang tidak memiliki kaitan langsung dengan industri film.
Ifan juga beberapa kali mencoba terjun ke dunia politik. Pada Pemilu 2014, ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Partai Gerindra di Daerah Istimewa Yogyakarta, namun gagal. Ia kembali mencoba pada Pemilu 2019 sebagai caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk daerah Kalimantan Barat, tetapi hasilnya juga tidak membawanya ke Senayan.