HERALD.ID, JAKARTA — Firma investasi global BlackRock kembali melakukan akumulasi saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) sejak Februari lalu.

Langkah ini menarik perhatian para pelaku pasar, mengingat saham PGAS sempat berada dalam tren penurunan dalam beberapa bulan terakhir.

Data perdagangan menunjukkan bahwa hingga 13 Maret 2025, BlackRock telah mengakumulasi 2,96 juta lembar saham PGAS sepanjang bulan ini.

Jika dihitung sejak awal kuartal pertama 2025, total akumulasi mereka mencapai 7,67 juta lembar saham.

Angka ini meningkat dari posisi terakhir di kuartal empat 2024, yang tercatat sebesar 11,70 juta lembar.

Namun, di sisi lain, beberapa investor besar tampak melakukan aksi jual. Wisom Trading, misalnya, tercatat telah melepas 2,64 juta lembar saham PGAS sepanjang Maret ini.

Perusahaan investasi lain seperti State Street Corporation dan Mirae Asset Financial Group juga terlihat mengurangi kepemilikan mereka di saham PGAS.

Secara teknikal, saham PGAS menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah bertahan di level support 1.450. Dalam dua hari terakhir, saham ini sempat mengalami rebound hingga menyentuh area 1.580.

Meski demikian, saham PGAS masih belum mampu menembus garis MA150 di kisaran 1.550, yang menjadi indikator penting bagi kelanjutan tren kenaikan.

Meski ada inflow dari investor asing, akumulasi yang terjadi masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan distribusi yang berlangsung dalam dua minggu terakhir.

Bahkan, kenaikan harga saham PGAS sebesar 2% lebih baru-baru ini tidak diiringi dengan akumulasi yang kuat, sehingga ada potensi bahwa rebound ini hanya bersifat teknikal sementara.

Para analis memperingatkan bahwa jika PGAS gagal menembus level 1.550 dalam waktu dekat, ada kemungkinan saham ini akan kembali melemah ke kisaran 1.500 hingga 1.450.

Sebaliknya, jika berhasil menembus MA150, saham ini berpeluang melanjutkan tren kenaikan menuju level yang lebih tinggi.

Selain PGAS, beberapa saham lain juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan dari tren penurunan. Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) misalnya, mulai membentuk pola higher low setelah sebelumnya menyentuh level 4.470.

Jika mampu menembus resistance di 4.800, saham ini berpotensi menuju 5.000 dalam waktu dekat.

Sementara itu, saham PT MD Pictures Tbk (FILM) juga mengalami kenaikan signifikan lebih dari 7% ke level 3.100. Namun, saham ini masih dalam tren bearish selama belum mampu bertahan di atas level 3.000.

Adapun saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang sempat mengalami tekanan, kini mulai menunjukkan potensi rebound setelah berhasil menembus level 1.000. Jika mampu menembus 1.300, UNVR diprediksi bisa melanjutkan kenaikan ke 1.400.

Meskipun BlackRock terus mengakumulasi saham PGAS, investor tetap perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Tren teknikal menunjukkan bahwa saham ini masih berada dalam fase pemulihan yang belum sepenuhnya terkonfirmasi.

Apabila gagal menembus resistance penting, bukan tidak mungkin saham PGAS dan saham-saham lainnya akan kembali mengalami tekanan jual.

Dengan volatilitas yang masih tinggi, para investor disarankan untuk mencermati pergerakan harga secara saksama dan mempertimbangkan strategi manajemen risiko sebelum mengambil keputusan investasi. (*)