HERALD.ID, JAKARTA — Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, akhirnya buka suara terkait isu tunggakan gaji pemain Persija Jakarta yang ramai diperbincangkan.
Meski polemik ini memantik reaksi publik, Erick menegaskan bahwa PSSI tak bisa serta-merta mencampuri urusan internal klub, mengingat klub adalah entitas mandiri dalam struktur sepak bola Indonesia.
Menurut Erick, meskipun PSSI memiliki saham di PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator liga, porsinya hanya 1 persen. Selebihnya, 99 persen saham dipegang oleh klub-klub peserta liga.
Hal ini membuat PSSI tak memiliki wewenang untuk mengintervensi kebijakan finansial atau operasional masing-masing klub.
“Bukan berarti PSSI lepas tangan, tetapi liga kita itu cukup independen. Klub-klub memiliki 99 persen saham di PT LIB, sementara PSSI hanya punya 1 persen,” ujar Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Erick juga menegaskan bahwa fokus PSSI saat ini lebih kepada memperbaiki kualitas sepak bola nasional melalui berbagai aspek penunjang, seperti perwasitan.
Ia menyebut, PSSI telah melakukan investasi besar untuk meningkatkan kualitas wasit, baik dari segi jumlah maupun kesejahteraan.
“Kalau ada isu klub tak membayar gaji pemain, tentu kami mendukung perbaikan sistem. Tapi tanggung jawab PSSI saat ini lebih ke hal-hal fundamental seperti wasit. Dulu jumlah wasit kita hanya 3 ribu lebih, sekarang sudah 13 ribu. Mereka juga kita pantau dengan standar AFC dan FIFA,” tambahnya.
Lebih lanjut, Erick juga mengingatkan bahwa PSSI memiliki peran penting dalam menghadirkan teknologi VAR (Video Assistant Referee) di Liga 1 sebagai salah satu bentuk dukungan federasi terhadap kualitas kompetisi.
Pernyataan Erick ini menegaskan posisi PSSI sebagai pengatur regulasi dan pengembang sepak bola nasional, namun tanpa melanggar batas independensi klub.
Isu tunggakan gaji Persija kini menjadi perhatian publik, dan Erick memastikan bahwa PSSI siap mendukung liga agar terus berbenah demi masa depan sepak bola Indonesia. (*)