HERALD.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya transformasi ekonomi berbasis digital dan penguatan akses kredit sebagai strategi utama dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara, dalam diskusi ekonomi yang melibatkan pemerintah daerah, perbankan, dan pelaku usaha di Sulawesi Selatan.
Salah satu langkah strategis yang menjadi perhatian adalah percepatan digitalisasi di sektor ekonomi, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Pemerintah Sulawesi Selatan menargetkan 10% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) digunakan untuk mendorong transaksi berbasis digital melalui sistem pembayaran QRIS.
Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, menyebutkan bahwa inisiatif ini akan mempermudah pelaku usaha dalam mengakses pasar yang lebih luas.
“Dengan sistem pembayaran digital, transaksi lebih cepat, aman, dan transparan. Ini akan mempercepat perputaran uang di sektor UMKM dan meningkatkan daya saing produk lokal,” ujar Andi Sudirman.
Selain itu, program sertifikasi halal juga menjadi fokus utama guna meningkatkan daya saing produk lokal di tingkat nasional dan internasional.
Setiap tahun, ratusan produk asal Sulawesi Selatan mendapatkan sertifikasi halal sebagai bagian dari strategi peningkatan kualitas dan ekspansi pasar.
OJK juga menyoroti pentingnya akses pembiayaan bagi sektor-sektor produktif di Sulawesi Selatan.
Meski beberapa sektor mengalami kontraksi, seperti infrastruktur dan industri makanan, sektor pertanian dan kredit pemilikan rumah justru mengalami pertumbuhan signifikan.
“Kami ingin memastikan ekspansi kredit bagi sektor usaha tetap berjalan untuk menjaga daya saing ekonomi daerah. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan yang mempermudah akses pembiayaan bagi pelaku usaha,” kata Mirza Adityaswara.