HERALD.ID, JAKARTA – Keputusan PSSI untuk mengutamakan pemain naturalisasi dalam Tim Nasional (Timnas) Indonesia menuai kritik keras dari pengamat sepakbola Anton Sanjoyo.

Anton menilai, saat ini Timnas Indonesia justru lebih banyak dihuni oleh pemain hasil pembinaan luar negeri, terutama dari Belanda, yang dinilai tidak memberikan kebanggaan.

“Jika kalian merasa bangga dengan model seperti ini, silakan saja. Tapi saya tidak,” tegas Anton. Menurutnya, skuad Garuda yang dihuni mayoritas pemain naturalisasi tidak memiliki keistimewaan, terutama dengan banyaknya pemain yang dibina di luar Indonesia, khususnya Belanda.

Pernyataan ini muncul setelah PSSI mengumumkan tiga pemain baru yang resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), yakni Emil Audero Mulyadi, Dean James, dan Joey Mathijs Pelupessy. Ketiga pemain ini mengucapkan sumpah setia pada 10 Maret 2025 di Roma, Italia.

Mereka bukanlah pemain sembarangan, mengingat pengalaman mereka di liga-liga Eropa. Emil Mulyadi, misalnya, kini memperkuat Como 1907 dan Palermo di Italia, sementara Joey Pelupessy bermain untuk Groningen di Belanda dan Lommel SK di Belgia. Dean James, di sisi lain, menjadi andalan di lini tengah Go Ahead Eagles (Belanda).

Ketiganya akan memperkuat Timnas Indonesia yang kini dihuni oleh 17 pemain keturunan dari 27 pemain yang dipanggil dalam skuad sementara. Dengan kedatangan mereka, Timnas Garuda berharap bisa menambah kekuatan menjelang pertandingan penting melawan Bahrain di kualifikasi Piala Dunia 2026, yang dijadwalkan pada 25 Maret 2025 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.

Pada pertemuan pertama di Bahrain pada Oktober 2024, Indonesia hanya bisa bermain imbang 2-2. Hasil tersebut disertai kontroversi terkait keputusan wasit Ahmed Al Kaf yang memicu perdebatan.


Seiring dengan persiapan Timnas Indonesia menghadapi Bahrain, kritik tentang pemilihan pemain naturalisasi ini menjadi sorotan. Sebagian besar fans dan pengamat menilai bahwa Timnas Garuda perlu lebih banyak mengandalkan pemain lokal yang benar-benar mencintai tanah air, bukan hanya mereka yang datang melalui jalur naturalisasi.

Dengan banyaknya pemain naturalisasi yang kini mengisi skuad Timnas Indonesia, apakah hasilnya akan mampu membangkitkan kebanggaan nasional atau justru semakin memperlemah identitas sepakbola Indonesia? Pertanyaan ini semakin hangat untuk dijawab, terutama saat Timnas Garuda berjuang dalam laga-laga besar mendatang. (*)