HERALD.ID – Langkah mengejutkan datang dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang baru saja membekukan anggaran untuk Voice of America (VOA), salah satu media pemerintah paling berpengaruh di dunia.
Keputusan ini menyebabkan ratusan jurnalis VOA dan media pemerintah AS lainnya, seperti Radio Free Asia dan Radio Free Europe, terpaksa menganggur setelah operasional mereka dihentikan sementara.
Mengutip CNN Indonesia, pada akhir pekan lalu, ratusan staf yang bekerja di VOA dan media terkait menerima email yang memerintahkan mereka untuk tidak datang ke kantor dan mengembalikan peralatan kerja serta kartu pers yang telah diberikan.
Keputusan ini adalah bagian dari kebijakan efisiensi besar-besaran yang diterapkan oleh Trump, yang kini mempengaruhi sektor media pemerintah.
Pada Jumat, 14 Maret 2025, Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menargetkan US Agency for Global Media (USAGM) dan menyebutnya sebagai bagian dari “birokrasi federal yang dianggap tidak lagi diperlukan.” Gedung Putih menyatakan bahwa pemotongan anggaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa “pajak rakyat tidak digunakan untuk propaganda radikal,” sebuah pernyataan yang mencerminkan perubahan drastis dalam kebijakan media luar negeri AS.
VOA dan jaringan media pemerintah AS lainnya, yang telah beroperasi selama puluhan tahun, dikenal luas sebagai alat untuk melawan pengaruh dan propaganda Rusia serta China di seluruh dunia. Media-media ini memiliki peran penting dalam memperluas pengaruh AS melalui siaran berbahasa asing.
Harrison Fields, pejabat pers Gedung Putih, turut menanggapi langkah ini dengan sebuah sindiran, menulis kata “selamat tinggal” dalam 20 bahasa di X, platform media sosial, yang merujuk pada liputan multibahasa yang disiarkan oleh media-media tersebut.
Direktur VOA, Michael Abramowitz, menyatakan bahwa keputusan Trump berdampak pada sekitar 1.300 staf yang terlibat dalam kegiatan operasional VOA. “Untuk pertama kalinya dalam 83 tahun, Voice of America yang tersohor dibungkam,” ungkap Abramowitz, yang menyoroti dampak besar dari kebijakan ini terhadap keberlangsungan VOA sebagai media internasional yang dihormati.
Langkah ini memicu perdebatan hangat di dalam dan luar negeri, karena meskipun tujuan Trump adalah untuk memangkas anggaran yang dianggap tidak efisien, banyak pihak yang khawatir bahwa penghentian operasional VOA akan mengurangi pengaruh AS di dunia internasional dan melemahkan upaya untuk melawan disinformasi global. (*)