HERALD.ID, JAKARTA — Ketua Banggar DPR RI MH Said Abdullah meminta pemerintah agar membenahi gaya komunikasi publik, lebih simpatik, dan dialogis.

Said menginginkan semua komponen, terutama para pengusaha besar diajak untuk menyelamatkan pasar keuangan.

 “Apalagi jika Bapak Presiden (Prabowo Subianto) bersedia turun tangan langsung, mengajak rekanan bisnis internasional beliau memperkuat pasar saham kita. Apalagi kini ada Ray Dalio yang berada di Danantara, saatnya diminta ikut membantu pasar keuangan,” paparnya, Selasa 18 Maret 2025.

Perdagangan di bursa saham sempat terkena trading Halt atau tersuspend 30 menit lantaran mayoritas saham mengalami penurunan hingga 5%.

Jika di hitung secara year to date hingga ke posisi 6.076,08 atau turun 15,2%, dan diantara negara peers, bursa IHSG hari ini menurun hingga berada di zona merah.

Said berharap pemerintah mampu menunjukkan reformasi fiskal yang tengah berjalan. Hal ini untuk menjamin keberlangsungan fiskal jangka panjang.

Selain itu, langkah ini untuk menepis keraguan investor setidaknya mereka tetap melihat SUN sebagai instrumen investasi yang menarik karena sangat dibutuhkan pemerintah. 

Begitu juga otoritas bursa dan OJK tidak over reaction yang justru menstimulasi reaksi berlebihan dari pelaku pasar lebih luas untuk mendorong aksi jual. Mengingat pasar SBN dan valuta asing keadaannya biasa saja.

“Cermati perkembangan setidaknya satu dua hari ini,” tekan politisi PDI Perjuangan ini.

Said mengajak masyarakat agar mewaspadai situasi yang semakin menggenapi sinyal pasar keuangan. Said berharap tidak berharap situasi ini tidak semakin berlarut larut. 

“Sebagai Ketua Badan Anggaran DPR, saya berharap seluruh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memberikan respon untuk menenangkan pasar,” pinta Said Abdullah, 

Dalam jangka panjang, Said mendorong OJK dan otoritas bursa demi memperluas basis investor. Terutama di sektor ritel, dan inovasi produk, terutama syariah untuk memperkuat pasar saham. 

Said menghimbau para pihak yang tidak berkaitan dengan otoritas bursa, agar tidak menambah kepanikan pasar dengan langkah yang diniatkan untuk meredakan keadaan.

Namun justru semakin menimbulkan perhatian dan reaksi berlebihan dari para pelaku pasar.

Pria yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini menyebut situasi ini memerlukan kebersamaan semua. Dari sisi KSSK, sehingga perlu menyampaikan kebijakan sektor moneter dan fiskal yang memperkuat pasar keuangan kita.

“Semoga usulan saya ini kiranya bisa menjadi bahan pertimbangan KSSK,” pungkas Said Abdullah.

Untuk diketahui, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sampai dengan Sesi 1 sampai pukul 12.00 WIB, 18 Maret 2025 Kurs Rupiah terhadap dolar mengalami pelemahan yang berada di posisi Rp 16.465. Secara year to date turun 1,1% artinya masih pada batas wajar.

Diluar pasar saham dan pasar keuangan, sektor perdagangan di Indonesia menunjukkan indikator yang positif. Data BPS pada Februari 2025 memperlihatkan nilai ekspor Indonesia mencapai US$21,98 miliar atau naik 2,58 persen dibanding ekspor Januari 2025. Dibanding Februari 2024 nilai ekspor naik sebesar 14,05 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2025 mencapai US$43,41 miliar atau naik 9,16 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai US$41,21 miliar juga naik 10,92 persen.

Demikian halnya dengan neraca perdagangan per Februari 2025 surplus sebesar USD3,12 miliar atau senilai Rp51,07 triliun, melanjutkan surplus pada Januari 2025 sebesar USD3,49 miliar.

Sementara Indeks PMI Manufaktur Indonesia dari S&P Global meningkat menjadi 53,6 pada Februari 2025, naik dari 51,9 pada Januari 2025. (Ads)