HERALD.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya bangkit setelah sempat anjlok tajam pada sesi perdagangan sebelumnya. Pada Rabu (19/3/2025), IHSG ditutup menguat 1,42% ke level 6.311,66, didorong oleh rebound saham konglomerat dan sektor perbankan.
Pergerakan indeks hari ini menunjukkan pemulihan signifikan dengan 368 saham menguat, sementara 225 saham melemah dan 364 lainnya stagnan.
Nilai transaksi mencapai Rp 13,94 triliun dengan volume perdagangan 17,45 miliar saham dalam 1,08 juta transaksi.
Mengutip data Refinitiv, seluruh sektor berada di zona hijau. Sektor utilitas menjadi yang paling bersinar dengan lonjakan 5%, disusul sektor teknologi yang naik 4,73%, serta bahan baku yang meningkat 4,28%.
Saham-saham milik konglomerat yang sempat tertekan kini berbalik menguat. Saham DCI Indonesia (DCII) mencatat kenaikan signifikan hingga auto reject atas (ARA) sebesar 20% ke level 138.950.
Emiten milik Toto Sugiri ini menjadi pendorong utama kenaikan IHSG dengan kontribusi 30,56 indeks poin.
Tak hanya itu, saham milik konglomerat Prajogo Pangestu seperti TPIA, BREN, CUAN, dan PTRO juga mencatatkan performa positif. Jika digabungkan, keempat saham ini menyumbang total 31,49 indeks poin terhadap kenaikan IHSG.
Dari sektor perbankan, saham Bank Mandiri (BMRI) memberikan dorongan sebesar 14,3 indeks poin, diikuti oleh BRI (BBRI) dengan 7,68 indeks poin, serta BCA (BBCA) yang menyumbang 4,88 indeks poin.
Pemulihan IHSG ini terjadi setelah sesi perdagangan sebelumnya mengalami tekanan hebat. Pada Selasa (18/3/2025), Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat memberlakukan trading halt setelah indeks anjlok lebih dari 5% ke level 6.146,91 akibat aksi jual besar-besaran pada saham-saham konglomerat dan bank besar.
Saham DCII yang sebelumnya reli panjang dengan kenaikan harian auto reject atas (ARA) justru mengalami penurunan tajam setelah keluar dari papan pemantauan khusus, sempat terkena auto reject bawah (ARB) dan menjadi pemberat utama IHSG.
Dengan sisa dua pekan perdagangan di bulan Maret, prospek IHSG masih menjadi sorotan pelaku pasar. Secara teknikal, indeks berada dalam pola channeling downtrend dan tengah menguji support trend line.
Jika level 6.500 berhasil ditembus, maka potensi kenaikan ke 6.700 bisa terbuka hingga akhir Maret 2025. (*)