HERALD.ID, MOSKOW–Rusia mengutuk pemboman paling mematikan yang dilakukan Israel di Jalur Gaza pada hari Selasa yang menghancurkan kesepakatan gencatan senjata mereka dengan Hamas.
Setidaknya 413 orang tewas dalam serangan terbaru tersebut, menurut kementerian kesehatan di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas.
“Moskow sangat menyesalkan dimulainya kembali operasi militer Israel di Jalur Gaza,” kata kementerian luar negeri Rusia dikutip AFP.
“Rusia mengutuk keras tindakan apa pun yang menyebabkan kematian warga sipil dan kerusakan infrastruktur sosial,” lanjutnya.
Kremlin mengatakan sebelumnya bahwa mereka khawatir serangan tersebut akan menyebabkan “spiral eskalasi”.
“Kami memantau situasi dengan sangat cermat dan, tentu saja, kami menunggu situasi tersebut memasuki jalur damai lagi,” kata juru bicara Dmitry Peskov kepada wartawan.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan operasi itu diperintahkan setelah “Hamas berulang kali menolak” untuk membebaskan sandera yang ditawan selama serangan Oktober 2023, yang memicu perang.
Sementara pihak Hamas menuduh Israel memang menginginkan perang berlanjut karena menolak untuk melanjutkan kesepakatan gencatan senjata tahap kedua yang sudah dibuat bersama mediator.
Tahap kedua gencatan senjata berisi kesepakatan penarikan seluruh pasukan Israel yang mengarah pada berakhirnya perang secara permanen. Alih-alih melangkah ke tahap kedua, Israel malah mengajukan perpanjangan kesepakatan tahap pertama. (ilo)