HERALD.ID, LAMPUNG – Senja di Kampung Manik, Way Kanan, Lampung, menjadi saksi bisu tragedi berdarah. Arena judi sabung ayam yang semula riuh oleh suara aduan jago kini menyisakan duka mendalam. Tiga anggota kepolisian meregang nyawa, terbaring kaku setelah dihujani peluru. Tak butuh waktu lama, dua oknum prajurit TNI menyerahkan diri, mengakui bahwa merekalah yang memuntahkan timah panas itu.

Kapolda Lampung, Irjen Pol. Helmi Santika, dan Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Ujang Darwis, mengungkapkan fakta mencengangkan dalam konferensi pers, Kamis, 20 Maret 2025 hari ini. Dari hasil pra-rekonstruksi dan keterangan saksi, dua anggota TNI yang diketahui berinisial Kopka B dan Peltu L memang berada di lokasi saat penggerebekan berlangsung. Senjata laras panjang yang mereka genggam pun ikut berbicara, meluluhlantakkan tiga nyawa polisi, termasuk Kapolsek Negara Batin, Iptu Lusiyanto.

Saksi-saksi, termasuk seorang warga sipil berinisial Z, mengungkap, kedua prajurit itu datang ke lokasi dengan senjata terselip di pinggang. Mereka bukan hanya pengunjung biasa, melainkan bagian dari jaringan yang lebih besar. Empat dari 13 polisi yang melakukan penggerebekan menyatakan melihat langsung aksi brutal tersebut—senjata laras panjang terangkat, pelatuk ditarik, dan nyawa melayang dalam hitungan detik.

Jarak tembak bervariasi, dengan yang terdekat hanya 13 meter. Fakta ini diperkuat hasil otopsi dan pra-rekonstruksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Namun, pengujian balistik dan metalurgi masih diperlukan untuk memperkuat bukti ilmiah.

Dugaan lain pun muncul. Judi sabung ayam di Kampung Manik bukan sekadar perjudian biasa. Ada aroma busuk kepentingan yang lebih besar. Apakah para prajurit ini hanya eksekutor? Atau ada dalang yang menggerakkan mereka?

Kini, dua prajurit TNI telah ditahan dan diperiksa intensif. Motif di balik aksi penembakan ini masih diselidiki. Apakah ini aksi spontan? Atau justru ada skenario yang lebih gelap di balik tragedi ini?

Kasus ini menjadi ujian berat bagi sinergi TNI dan Polri. Keberanian untuk mengungkap kebenaran sepenuhnya akan menentukan, apakah keadilan bisa benar-benar ditegakkan di atas tanah yang kini telah berlumur darah. (*)