HERALD.ID, GAZA–Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat sedih dan terkejut atas tewasnya seorang staf PBB selama pengeboman Israel di Jalur Gaza. Menurut juru bicaranya, Guterres mengutuk semua serangan terhadap personel PBB dan menyerukan penyelidikan penuh.
Seorang personel Kantor Layanan Proyek Perserikatan Bangsa-Bangsa tewas dan lima lainnya terluka parah setelah dua wisma tamu PBB di Deir al Balah, Gaza tengah, terkena serangan itu. PBB dan otoritas kesehatan yang berpusat di Gaza mengonfirmasi hal itu.
Semua lokasi PBB diketahui oleh pihak-pihak yang berkonflik, yang terikat oleh hukum internasional untuk melindunginya dan menjaga kerahasiaannya, kata Farhan Haq, wakil juru bicara sekretaris jenderal PBB.
“Sekretaris Jenderal menekankan perlunya gencatan senjata dihormati untuk mengakhiri penderitaan rakyat. Bantuan kemanusiaan harus menjangkau semua orang yang membutuhkan. Para sandera harus dibebaskan segera dan tanpa syarat,” tambah juru bicara itu dikutip dari Xinhua.
Sementara itu, Israel pada Rabu menyatakan “duka cita” atas tewasnya seorang staf Perserikatan Bangsa-Bangsa Bulgaria dalam serangan terhadap wisma tamu PBB di Deir al-Balah, Gaza, tetapi membantah keterlibatan Israel dalam insiden tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Oren Marmorstein mengatakan penyelidikan awal tidak menemukan hubungan antara operasi militer Israel dan serangan tersebut.
“Keadaan insiden tersebut sedang diselidiki,” katanya, seraya menambahkan bahwa Israel memfasilitasi evakuasi jenazah korban dan yang terluka dari lokasi kejadian.
Kepala UNOPS Jorge Moreira da Silva menegaskan, tempat-tempat yang diserang ini diketahui oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF). “Dan mereka ‘dibebaskan dari konflik’,” kata Jorge Moreira da Silva, seraya menambahkan bahwa jelas personel PBB berada di dalam pada saat itu.
“Ini bukan kecelakaan, ini insiden,” katanya kepada wartawan, seraya menambahkan informasi tambahan sedang dikumpulkan.
Insiden itu terjadi saat Israel memperbarui operasi militer di Gaza, yang menurut para pejabat ditujukan terhadap militan Hamas. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 400 kematian warga Palestina sejak Selasa, termasuk sedikitnya 170 anak-anak dan 80 wanita, setelah Israel melanjutkan serangan menyusul gencatan senjata selama berminggu-minggu yang dimulai pada 19 Januari. (ilo)