HERALD.ID, LAMPUNG – Pengakuan mengejutkan datang dari dua anggota TNI yang ditahan terkait penembakan Iptu Lusiyanto dan dua anggotanya. Kepala Penerangan Kodam II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, membenarkan bahwa ada aliran uang dari judi sabung ayam kepada oknum aparat.
“Jadi rekan-rekan media, memang ada dua anggota kami yang menyerahkan diri. Mereka mengakui memang ada komitmen itu. Setoran,” ujar Kolonel Eko kepada wartawan.
Ketika ditanya apakah aliran uang itu sampai ke Kapolsek, Eko terdiam sejenak sebelum menjawab. Ia menegaskan bahwa Koramil Negara Batin memiliki mitra, salah satunya Polsek Negara Batin. Namun, ia menekankan bahwa keterangan ini berasal dari dua anggotanya yang kini ditahan di Denpom Lampung.
Isu setoran dari perjudian ini sebelumnya ramai diperbincangkan di media sosial. Disebut-sebut, jumlah uang yang diberikan mencapai Rp10 juta per bulan. Namun, salah satu mitra meminta kenaikan setoran menjadi Rp20 juta. Peltu L dan Kopka B—dua anggota TNI yang kini ditahan—menolak permintaan tersebut. Ancaman pun muncul: jika setoran tidak naik, maka lokasi sabung ayam akan digerebek oleh pasukan.
Penolakan itu diduga menjadi pemicu tragedi di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan. Berdasarkan keterangan Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, ada saksi sipil berinisial Z yang melihat dua oknum TNI membawa senjata laras panjang sebelum insiden. Ketika 17 anggota Polsek Negara Batin yang dipimpin Kapolsek Iptu Lusiyanto tiba di lokasi, rentetan tembakan dilepaskan.
Polisi menemukan selusin selongsong peluru di tempat kejadian. Kini, investigasi terus berjalan, menggali lebih dalam soal aliran dana judi sabung ayam dan keterlibatan para pihak. Apakah ada nama besar di balik skema setoran ini? Jawaban itu masih menunggu waktu. (*)