HERALD.ID, JAKARTA — Persija Jakarta kembali menjadi pusat perhatian, namun bukan karena prestasi di lapangan, melainkan persoalan di luar pertandingan.
Isu mengenai tunggakan gaji pemain mencuat ke permukaan dan mengundang berbagai reaksi dari banyak pihak.
Situasi ini menambah beban bagi Macan Kemayoran yang tengah berjuang mengembalikan performa di Liga 1 musim 2024-2025.
Dari 26 pertandingan yang telah dijalani, Persija berada di posisi keempat klasemen dengan 43 poin, terpaut lima angka dari Persebaya yang ada di peringkat ketiga.
Dalam lima laga terakhir, tim asuhan Carlos Pena hanya meraih satu kemenangan, tiga kekalahan, dan satu hasil imbang.
Kekalahan 1-3 dari Arema FC pada laga terakhir semakin menegaskan tren negatif Persija di paruh akhir musim ini.
Situasi semakin pelik setelah dua pemain asingnya, Maciej Gajos dan Gustavo Almeida, mendapatkan kartu merah dalam laga tersebut.
Akibatnya, keduanya dipastikan absen dalam pertandingan pekan ke-27 melawan Madura United pada 6 April 2025.
Di tengah kondisi tim yang kurang stabil, muncul kabar bahwa para pemain belum menerima gaji secara penuh.
Spekulasi ini semakin menguat setelah Gustavo Almeida memberikan pernyataan yang mengindikasikan adanya permasalahan internal di tubuh tim.
Usai kemenangan Persija atas PSIS Semarang dengan skor 2-0, striker asal Brasil itu mengungkapkan bahwa tim sedang menghadapi situasi yang sulit.
“Pemain memiliki beberapa masalah yang tidak diketahui banyak orang,” ujar Gustavo.
Meskipun tidak secara gamblang menyebutkan masalah gaji, Gustavo menegaskan bahwa para pemain tetap berusaha tampil maksimal di lapangan sambil menunggu kejelasan dari manajemen klub.
Pelatih Carlos Pena pun tidak menampik adanya persoalan di dalam tim. Dalam konferensi pers jelang laga melawan Arema FC, ia mengungkapkan bahwa ada hal-hal di luar kendalinya sebagai pelatih.
“Saya hanya seorang pelatih kepala, dan saya bukan orang yang tepat untuk membicarakan hal itu,” ujar Pena.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga turut menanggapi isu ini. Ia menegaskan bahwa PSSI tidak bisa serta-merta ikut campur dalam masalah keuangan klub, mengingat pengelolaan liga berada di bawah PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Namun, ia menekankan bahwa PSSI tetap memberikan perhatian terhadap stabilitas klub-klub Liga 1.
“Isu klub tidak membayar gaji atau LIB yang sedang memperbaiki diri, kami mendukung. Tapi bukan berarti PSSI lepas tangan,” kata Erick.
Di sisi lain, unggahan Direktur Persija Jakarta, Mohamad Prapanca, di media sosialnya juga menjadi sorotan.
Melalui akun Instagram pribadinya, ia hanya menuliskan satu kata: “Ruwet.” Kata singkat ini justru semakin mempertegas adanya masalah yang tengah dihadapi klub.
Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno, berharap manajemen segera menyelesaikan masalah ini agar tidak berdampak lebih buruk terhadap performa tim.
Ia menyoroti bahwa dalam lima laga terakhir, Persija tidak meraih kemenangan setelah sebelumnya mampu mencatat empat kemenangan beruntun.
“Tim harus segera menemukan solusi agar bisa kembali ke jalur kemenangan,” ujarnya.
Sementara itu, laga tunda Persija kontra Madura United akan digelar pada 6 April 2025, setelah sebelumnya tertunda karena Madura United berlaga di AFC Challenge League.
Laga ini menjadi momentum bagi Persija untuk kembali ke jalur positif, meski di tengah badai isu yang belum mereda.
Dengan kondisi tim yang tidak stabil dan isu keuangan yang belum jelas, tantangan bagi Persija semakin berat.
Manajemen klub diharapkan segera memberikan kepastian agar fokus tim tetap terjaga dalam persaingan Liga 1 musim ini. (*)