HERALD.ID, YOGYAKARTA – Pemerintah Kota Yogyakarta terus berupaya menjaga kelangkaan dan fluktuatif harga bahan pangan pokok (bapok), seperti telur dan daging selama Ramadan hingga Idulfitri 1446 H.

Untuk mengtasi lonjakan harga pangan, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar mengaku telah bekerja-sama dengan daerah lain.

“Untuk daerah daerah yang nanti yang membantu Kota Jogja soal pangan atau sebagai penyokong jika ada lonjakan harga disini itu Bantul, Sleman, dan Magelang utamanya Muntilan. Kemudian kalau telur ya dari Blitar pastinya,” kata Veronica kepada wartawan saat ditemui di Pasar Prawirotaman, Jumat 21 Maret 2025.

Daerah – daerah tersebut telah bekerja-sama sejak tahun 2024 yang lalu. “Daerah tersebut sudah siap karena kami juga bermitra dengan mereka sejak tahun 2024 ya,” ucapnya.

Veronica menyebut terhadap ketahanan pasokan bapok dari Bulog dapat sampau tiga bulan ke depan.

“Sampai sekarang semuanya (bapok) masih aman. Dari Bulog aja ketahanannya sampai 3 bulan ke depan. Kemudian minyak juga sampai 2 bulan ke depan,” imbuhnya.

Menurut dia, dari Bulog juga terus diupayakan operasi khusus pasar. “Ada di 4 titik dan diakuinya sudah dilakukan operasi pasar. Mungkin kita harus akan pemantauan sampai hari raya,” katanya.

Bapok Tersedia Tapi Daya Beli Menurun

Sementara itu, Wali kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, meski ketersediaan seluruh bapok terpenuhi bahkan pasca Lebaran 2025, namun ia mengaku untuk daya beli masyarakat saat ini mengalami penurunan.

“Sebetulnya yang agak dirisaukan bukan stok ya, tapi kalau sekarang ini yang dirisaukan itu daya beli yang turun. Ini beda dengan lebaran yang lalu. Jadi, kita saat ini alami deflasi atau daya belinya turun,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia akan terus mendorong upaya-upaya apa yang dapat meningkatkan daya beli yang tinggi.

“Maka itu masyarakat perlu kita dorong juga untuk bagaimana caranya punya daya beli yang tinggi. Harapannya pemudiknya banyak. Sehingga ketika pemudiknya banyak dan ada uang baru daya belinya naik. Karena bahannya tersedia tapi daya belinya turun,” pungkas Hasto.

Penulis: Olivia Rianjani