Herald.id — KH bahaudin Nur Slim (Gus Baha) mempunyai teman orang kaya yang biasa beramal 1 miliar sampai 2 miliar. Dirinya pernah ditanya, bagus mana orang kaya dengan orang miskin.
Gus Bah menjawab bagusan orang miskin. Si penanya gak terima dengan fatwanya.
“Gus kenapa anda masih memuji orang miskin? Beramalnya itu banyak saya. Saya sekali beramal bisa 1 miliar, setengah miliar. Tapi kata saya, “Beramalnya kamu itu nggak dramatis, nggak seru,”.
“Terus dia tanya, “Kok bisa gitu Gus?”
“Dia orang kaya, paling beramal 1 miliar untuk bangun mesjid, atau setengah miliar bangun pondok.
Tapi kalau orang miskin, misalnya tukang becak. Orang miskin kan pasti kawannya juga orang miskin. Kan nggak mungkin orang miskin ngutang Aburizal Bakrie, ngutang Jusuf Kalla, kan enggak mungkin, kenal saja enggak,”
Nah ternyata itu, hari itu anaknya nggak makan, hari itu istrinya mau melahirkan, ngutang sesama orang miskin, dihutangi 50 ribu, tapi uang ini dramatis, kalau hari itu nggak makan, mati.
Artinya apa, ada orang beramal 1 miliar untuk bangun, kadang aksesoris. Yang satu menghutang 50 ribu, tapi taruhannya nyawa. Lah, sekarang nyelamatkan nyawa sama bangunan keren mana?.
Maka berbahagialah orang miskin, karena Rasulullah suka dengan orang miskin. Utang piutang mereka urusannya nyawa, jadi ini lebih dramatis dan lebih keren. (**)