HERALD.ID, GAZA–Otoritas kesehatan Palestina mengatakan pertempuran antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 50.000 orang.

Pihak berwenang dikutip NHK World merilis pernyataan pada hari Minggu. Di dalamnya, mereka mengatakan bahwa 50.021 orang telah tewas dan 113.274 orang terluka sejak Oktober 2023.

Gencatan senjata antara kedua belah pihak mulai berlaku pada bulan Januari. Rencananya, gencatan senjata akan berlangsung tiga tahap.

Namun militer Israel melanggarnya dan kembali melancarkan serangan udara besar-besaran lagi pada hari Selasa. Dikatakan bahwa Hamas telah menolak usulan untuk memperpanjang gencatan senjata pertama. Sedangkan Hamas bersikeras bahwa mereka patuh pada kesepakatan perjanjian tiga tahap yang tidak dikehendaki Israel.

Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan lebih dari 630 orang tewas dalam serangan selama periode lima hari hingga Sabtu. Seorang pemimpin Hamas tewas dalam salah satu serangan Israel di wilayah tersebut.

Hamas telah menunjukkan keinginan untuk mempertahankan gencatan senjata, tetapi belum ada kemajuan dalam negosiasi.

Militer Israel tampaknya siap untuk mengintensifkan serangannya di jalur tersebut.

Pada hari Minggu, Israel mendesak penduduk suatu lingkungan di Rafah, Gaza selatan, untuk segera mengungsi. Diumumkan bahwa mereka akan melancarkan serangan ke sana.

Sementara itu, di negara tetangga Lebanon, militer Israel telah melakukan serangan udara terhadap benteng Hizbullah dan wilayah lainnya.

Israel mengatakan tindakan itu adalah respons terhadap tembakan roket. Namun Hizbullah merilis pernyataan yang membantah keterlibatan apa pun dalam serangan roket dari Lebanon selatan.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa sedikitnya delapan orang tewas dalam serangan Israel. (ilo)