HERALD.ID, SANAA–Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan mereka melancarkan lebih banyak operasi anti-Israel dan anti-AS sebagai balasan atas agresi terhadap Jalur Gaza dan negara Arab tersebut.

Juru bicara Angkatan Darat Yahya Saree mengatakan pada Senin malam bahwa rudal Yaman menargetkan Bandara Ben Gurion Israel di wilayah Yaffa yang diduduki dengan dua rudal balistik, termasuk Zulfiqar dan jenis hipersonik Palestine 2.

Ia menambahkan bahwa serangan itu dilakukan sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina di Gaza.

Saree mencatat bahwa angkatan bersenjata Yaman juga menargetkan kapal induk AS Harry S. Truman beserta sejumlah kapal perang pendampingnya, di Laut Merah dengan beberapa rudal balistik dan jelajah, serta pesawat nirawak.

Dikutip dari MNA, Saree mengatakan serangan terhadap kapal perang Amerika itu adalah yang kedua dalam 24 jam terakhir.

Ia mengatakan operasi itu dilakukan sebagai respons atas agresi Amerika terhadap Yaman.

“Angkatan Bersenjata Yaman menyerukan kepada seluruh rakyat bebas di negara kita untuk memenuhi kewajiban agama, moral, dan kemanusiaan mereka terhadap rakyat Palestina yang tertindas dan menegaskan bahwa, dengan pertolongan Allah, mereka akan terus memblokir navigasi maritim ‘Israel’ dan menargetkan wilayah pendudukan hingga agresi berhenti dan pengepungan di Gaza dicabut,” katanya.

Saree juga menekankan bahwa operasi anti-Israel akan terus berlanjut hingga agresi rezim berhenti dan pengepungan Gaza dicabut.

Menurut media Yaman, pada hari Senin, pesawat tempur Amerika melakukan dua serangan yang menargetkan Rumah Sakit Onkologi Al-Rasool Al-Azam di provinsi Sa’ada.

Kantor berita SABA melaporkan mengutip sumber keamanan Yaman bahwa serangan AS terbaru itu terjadi kurang dari seminggu setelah sebelumnya dilanda tiga belas serangan udara yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap semua hukum internasional dan kemanusiaan.

Lembaga Pengendalian Kanker Yaman mengutuk keras serangan itu sebagai kejahatan serius dan brutal yang mencerminkan degradasi moral dan kemanusiaan para pelakunya.

Ditambahkannya, serangan terhadap rumah sakit tersebut merupakan kejahatan perang menurut hukum internasional.

Karena menganggap AS bertanggung jawab atas kejahatan ini, mereka meminta PBB, Organisasi Kesehatan Dunia, dan Palang Merah untuk mengambil tindakan segera guna menghentikan penargetan sistematis terhadap fasilitas medis Yaman.

Pada hari Rabu, Komando Pusat militer AS mengonfirmasi “operasi berkelanjutan” terhadap Yaman.

Pada tanggal 15 Maret, Amerika Serikat mengumumkan gelombang serangan udara yang menewaskan 53 warga Yaman.

Serangan mematikan tersebut, yang pertama sejak Presiden AS Donald Trump kembali menjabat, terjadi setelah pasukan Yaman berjanji untuk memperbarui operasi terhadap pengiriman Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina yang menderita akibat serangan Israel.

Dalam eskalasi lebih lanjut, Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mengerahkan kapal induk kedua, USS Carl Vinson, ke wilayah tersebut. (ilo)