HERALD.ID, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat signifikan pada perdagangan Senin, 14 April 2025, dengan mencatatkan kenaikan sebesar 1,7 persen atau 106,29 poin ke level 6.368,52.

Penguatan ini didorong oleh performa positif sejumlah saham emiten tambang dan perdagangan emas yang mencetak kenaikan tajam.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG sempat dibuka pada level 6.225,34 dan bergerak dalam rentang harian dari level terendah 6.225,45 hingga mencatat level tertinggi di 6.404,07 saat penutupan.

Sebanyak 502 saham tercatat menguat, 158 saham melemah, dan 229 saham stagnan. Nilai transaksi pada perdagangan hari ini mencapai Rp13,64 triliun dengan volume transaksi sebanyak 22,41 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi mencapai 1,18 juta kali.

Sementara itu, kapitalisasi pasar modal Indonesia naik ke angka Rp10.917 triliun.
Deretan saham dengan nilai transaksi tinggi turut mencatatkan penguatan, terutama dari sektor perbankan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menguat 1,51 persen, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) naik 3,64 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) naik 1,65 persen.

Namun, saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) justru melorot 6,86 persen, menjadi satu-satunya bank jumbo yang mengalami tekanan.

Kinerja gemilang juga datang dari saham emiten emas yang kompak menguat. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) melonjak 8,28 persen, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) naik 4,02 persen, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melesat 10,34 persen.

Saham-saham ini menjadi penopang utama penguatan IHSG hari ini seiring meningkatnya permintaan emas sebagai aset lindung nilai.

Saham yang mencatatkan kinerja terbaik atau top gainers hari ini di antaranya PT Fore Kopi Indonesia Tbk. (FORE) yang baru saja melantai di bursa dan langsung melonjak 34,04 persen, PT Lion Metal Works Tbk. (LION) naik 24,85 persen, serta PT Mitra Energi Persada Tbk. (KOPI) yang naik 19,79 persen.

Namun, tidak semua saham mengalami penguatan. Beberapa saham mencatatkan penurunan tajam atau masuk dalam daftar top losers, seperti saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) yang merosot 14,88 persen, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) turun 14,52 persen, dan PT Harta Djaya Karya Tbk. (MEJA) yang turun 10 persen.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan, menjelaskan bahwa pergerakan IHSG pekan ini akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen, salah satunya adalah rilis data neraca perdagangan Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Maret 2025.

Surplus neraca perdagangan yang lebih besar dari ekspektasi dinilai dapat menjadi katalis positif, terutama bagi sektor komoditas seperti CPO, batu bara, dan logam.

Sebaliknya, jika terjadi defisit atau surplus yang kecil, hal ini bisa menekan nilai tukar rupiah dan menimbulkan aksi jual dari investor asing.

David juga menyoroti daya tarik dividend yield dari sektor perbankan di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi. Namun demikian, ia mengingatkan bahwa potensi aksi jual pasca cum date serta tekanan global masih bisa memicu ketidakstabilan harga saham dalam jangka pendek. (Ren)